Sabtu, 05 Februari 2011

Cinta Tak Terbalas


Derasnya hujan pada waktu itu mengingatkanku pada wajah indah nan menawan dirimu, membuatku kehilangan kesadaran untuk sementara. Saya terbangun kembali setelah adikku, memanggilku dengan sebutan abang. “Abang ngapain melamun ntar kesambet lho”ucapnya. Akupun ingin membela diri ”gag kok abang gag melamun cma sedikit bermeditasi saja”. Dia pun tertawa dan berlalu meninggalkanku sendiri barsama heningnya kamar. Akupun tertidur pulas dalam dinginnya malam. Sampai aku tersadar oleh suara kumandang adzan yang terdengar sampai di hatiku, akupun berlalu meninggalkan kamar dan segera berwudhu untuk mengerjakan shalat subuh, dan berdo’a agar dia sang perempuan idamanku memberikan sinyal cinta kepadaku.
            Tepat pukul 06.30 Eggie menjemputku, sedikit bocoran dia adalah temanku yang paling konyol,lollllll. Tapi saya senang berteman dengannya karena dia orangnya kayak pelawak yang selalu bikin lelucon, sehingga membuatku sejenak melupakan indahnya wajah wanita idamanku. Sesampai di Sekolah pagar yang memisahkan aku denagn agie, kelasnya di luar sekolah dan kelasku ada di dalam sekolah. Maklum dia anak ips(ikatan pelajar suka es) hehehe.. Saya sangat senang sekolah, karena hanya di sekolah saya dapat bertemu dengan wanita idamanku. Wanita yang selama ini aku idamkan bernama Eysa, tempat duduknya ada di dekat jendela, aku tidak tahu apakah dia juga mencintaiku karena dia itu orangnya sedikit cuek tapi baik.
            Setiap hari adalah hari yang menyenangkan bila bertemu Eysa, tapi tiap hari akan menyebalkan bila tidak bertemu dengannya. Hanya nama Eysa yang ada di hatiku, sampai suatu ketika dia menyapaku melalui sms(sambil melihat kanan-kiri saya melompat bahagia), aku sangat bahagia. Sejak itu kami menjadi akrab satu sama lain, tetapi kalau di sekolah saya masih ragu untuk berbicara dengannya. Setiap hari saya selalu curhat dengan sahabat yang sudah saya anggap sodara namanya Dedi, kebetulan dia dekat dengan Eysa. Dedi adalah shabat yang selalu memberikan masukkan kepada saya untuk mendekati Eysa (bukan psikologi tapi), dia memberikan beberapa sifat Eysa, membuat saya semakin cinta dengannya. Dan saya bertanya kepada Dedy apakah Eysa sudah punya pacar? Dia berkata” knapa gag sodara tanya aja sama orangnya?”. “aku ingin tapi malu saya gag pede.”. Perasaan itupun terus kupendam sendiri, saya sudah tidak kuat untuk memendamnya sendiri. Sampai pada malam minggu saya bertanya pada Eysa” Eys apakah kamu udah pnya pasangan ato pacar”(sambil teripu malu, seperti tak ingin melihatnya, diapun tertawa” gag ada kali aku ini lagi jomblo”. Mendengar jawaban itu membuat saya semangat dan yakin untuk membuatnya mecintaiku.
            Haripun berlalu sampai suatu hari aku mengesemes(sms) dia tetapi tidak pernah di balasnya, dan di sekolahpun begitu seperti dia tidak ingin melihat muka saya. Perasaanku hancur, aku ingin bertanya tetapi jika perasaanku benar apabila mendengar jawaban darinya mungkin akan membuat hatiku semakin hancur. Hari-hariku terasa hampa, setiap kali saya mencoba memandang wajahnya di selalu buang muka, seperti tidak ingin melihatku. Hancurlah hatiku. Andai saya memiliki kesempatan untuk mengatakan perasaanku selama ini, ingin ku katakan” sungguh kaulah wanita idamanku, aku mencintaimu lebih dari apapun, aku hanya ingin mendapat perhatian cinta darimu, ingin ku katakan aku cinta kamu,sayang kamu, kamu berbeda dari yang lain. Hatiku berdebar bila ada di dekatmu”. Tapi semua itu hanya mimpi, dia terlanjur membenciku,tidak tahu sebabnya apa. Cintaku ini Amour non partagĂ©.
... de postgrado